Kamis, 19 Februari 2015

LAPORAN STUDY LINGKUGAN HUTAN WANAGAMA




LAPORAN STUDY LINGKUNGAN
HUTAN WANAGAMA
GUNUNG KIDUL
  

Anggota kelompok :

              Taufik Dwihernawan           (22/X MIA 4)
            Tegar Setya Nusa                 (23/X MIA 4)
               Triska Ayu Nurwijayanti     (24/X MIA 4)
                Willy Adimas R                    (25/X MIA 4)
               Yosta Finnabella A              (26/X MIA 4)

SMA N 1 KALASAN



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kemudahan serta kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Studi Lingkungan ke Gunung Kidul pada tanggal 20 Maret 2014 untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran Ilmu-Ilmu Alam serta untuk menambah pengetahuan kami tentang proses penyulingan minyak kayu putih di Sendang mole,Gunung Kidul dan ekosistem di Hutan Wanagama.Gunung Kidul. 
Laporan ini berisi tentang hasil kunjungan kami ke Pabrik Penyulingan Minyak Kayu Putih dan Hutan Wanagama I di Gunung Kidul.Penyusunan laporan ini berdasarkan pengamatan/penelitian  serta wawancara dari para petugas yang bersangkutan.Dan tambahan referensi dari beberapa sumber.
            Terima kasih untuk pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan jauh dari sempurna,  jika ada kritik dan saran sangat kami butuhkan demi perbaikan dan meningkatkan mutu laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat dari para pembaca.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang memiliki hutan tropika terbesar kedua di dunia, kaya dengan keanekaragaman hayati dan dikenal sebagai salah satu dari 7 (tujuh) negara megabiodiversity kedua setelah Brazilia. Distribusi tumbuhan tingkat tinggi yang terdapat di hutan tropis Indonesia lebih dari 12 % (30.000) dari yang terdapat di muka bumi (250.000). Tumbuh-tumbuhan tersebut telah dimanfaatkan manusia dalam kehidupan, sejak awal peradaban seperti untuk sandang, pangan, papan, energi, dan sumber ekonomi.
            Dewasa ini sumber daya hutan baik hutan alam maupun hutan tanaman yang ada di   hampir sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami penurunan fungsi secara drastis dimana hutan tidak lagi berfungsi secara maksimal sebagai akibat dari eksploitasi kepentingan manusia baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
            Hutan Wanagama merupakan hutan buatan yang sengaja dibuat oleh manusia dalam upaya sebagai penghijauan lahan yang tandus. Dulunya,  hutan ini merupakan wilayah lautan yang terangkat keatas sehingga menjadi daratan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil hewan laut. Ada berbagai tumbuhan yang tumbuh di Hutan Wanagama, yang cukup dominan salah satunya ialah pohon minyak kayu putih. Di daerah dekat Hutan Wanagama tepatnya di Sendangmole, Gunung Kidul terdapat juga pabrik penyulingan minyak kayu putih. Sehingga kita bisa mengetahui proses penyulingan minyak kayu putih yang ada di sana. Minyak kayu putih kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh kita misalnya untuk menghangatkan tubuh, serta bisa juga digunakan untuk mengurangi rasa mual, gatal karena gigitan nyamuk dan pegal.
B. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas,kami bertujuan untuk:
1. Mengetahui proses penyulingan minyak kayu putih di Sendangmole,Wonosari.
2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam proses penyulingan.
3. Mengetahui penggunaan listrik dan hambatan jika listrik padam dalam penyulingan.    
4. Mengetahui lingkugan biotik dan abiotik di lingkungan hutan wanagama.
5. Mengetahui jenis-jenis flora dan fauna serta ekosistem yang hidup di hutan wanagama.
6. Mengetahui manfaat hutan wanagama dari berbagai aspek dan kepentingan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pabrik Penyulingan Minyak Kayu Putih
1. Alat dan bahan yang digunakan untuk penyulingan minyak kayu putih antara lain :
Alat Pembuatan Uap
Alat-alat yang digunakan pada pembuatan uap sebagai pensuplai uap panas antara lain:
a)   Boiler berfungsi untuk memproduksi uap yang akan digunakan untuk mendestilasi minyak kayu putih dari daun kayu putih pada bak daun yang dihasilkan air yang berasal dari water softener yang dimasukkan ke dalam  boiler dengan pompa. Pada  boiler dilengkapi dengan  panel automatic, yang berfungsi sebagai pengontrol  boiler agar aman dan berfungsi  dengan  baik.  Panel  automatic juga  berfungsi  mengontrol boiler untuk berhubungan dengan kipas penghisap asap keluar, pompa pengisi air boiler dan pompa water softener.
b)   Ruang Bakar Berfungsi  sebagai  tempat  pembakaran  bahan  bakar  dari  daun  bekas masak kayu putih (bricket) dan sebagai tempat pemanasan air awal yang dihubungkan dengan boiler. Konstruksi dinding api dari pipa-pipa uap  yang  melengkung  dan  menjadi  satu  di  atas  dengan  pipa  uap diameter 10” dan digabungkan dengan uap yang terbentuk di  boiler. Lantai ruang bakar terbuat dari semen tahan api dan berlubang-lubang untuk pemasukan udara segar dari luar yang dihisap oleh exhaust fan.
-Pompa feeding water Berfungsi memompa air untuk masuk ke dalam boiler secara otomatis dari  tangki  air  umpan  yang  telah  dilunakkan  dalam  tangki  water softener.
-Water softener Berfungsi  melunakkan  air  yang  masuk  ke  dalam  boiler dari  kadar kapur, agar tidak mudah membentuk lapisan kapur yang menempel di bagian dalam boiler.
-Feed tank Berfungsi menyimpan air yang sudah dilewatkan  water softener dan sudah lunak untuk dipompa masuk ke dalam boiler.
Alat Penguapan Daun
Alat-alat yang digunakan pada penguapan atau pemasakan daun adalah sebagai berikut:
a)   Bak Daun
Berfungsi sebagai wadah untuk keranjang yang berisi daun kayu putih yang akan diberi uap panas dari ketel uap. Kapasitas bak adalah 1.500 kg. Jumlah bak daun di pabrik ini ada 2 unit.


b)   Keranjang Daun
Berfungsi untuk tempat daun kayu putih yang akan dimasak / diuapi dalam bak daun, sehingga mudah untuk dimasukkan dan dikeluarkan. Kapasitas keranjang adalah 1.250  kg daun kayu putih. Jumlahnya 2 unit.
c)   Hoist Crane
Berfungsi untuk memasukkan dan mengangkat keranjang daun dari bak daun yang akan dan telah selesai dimasak. Kapasitas daya angkat 1 ton, sedang jumlahnya 1 buah.
Alat Pendinginan dan Pemisahan Minyak dengan Air
Alat-alat  yang  digunakan  pada  proses  pendinginan  uap  minyak daun kayu putih, antara lain adalah:
a.   Condensor
Berfungsi mengembunkan uap minyak air dan uap air yang keluar dari ketel uap untuk dijadikan cairan dengan cara didinginkan.
b.   Pompa air condensor
Berfungsi  memompa  air  pendingin   dari  bak  air  pendingin  untuk dipompa masuk ke dalam  condensor dan keluar lagi menuji  cooling tower.
c.   Cooling toweBerfungsi mendinginkan air dari bak air yang akan dialirkan melalui condensor, dari suhu 1040F (400C) menjadi 920F (330C). Sedangkan untuk memisahkan air dengan minyak kayu putih, alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a)   Separator
Berfungsi  memisahkan  minyak  kayu   putih  dari  air  yang  keluar bersamaan dari kondensor dengan  menggunakan sistem gravitasi. Air akan  keluar  dari  bagian  bawah  dan  langsung  dibuang  ke  sungai, sedangkan   minyak   kayu   putih   akan      keluar   bagian   atas.   Proses pemisahan ini dikontrol melalui kaca pengamat.
b)   Tangki penampung minyak kayu putih
Berfungsi menampung minyak kayu putih dari separator. Kapasitas 200 liter.
Bahan yang digunakan dalam penyulingan minyak kayu putih adalah
Daun kayu putih
Daun merupakan bagian tumbuhan yang terpenting, karena dari daun inilah akan dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuh tanaman secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas dua bagian, yaitu tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
a.   Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat  memperoleh  cahaya  matahari  sebanyak-banyaknya.  Tangkai  daun berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya bervariasi.
b.   Helaian daun (lamina)
Helaian daun kayu putih bercirikan  berwarna hijau muda untuk daun muda dan  hijau  tua  untuk  daun  tua  karena  mengandung  zat  warna  hijau  atau khlorofil. Selain itu daun kayu putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi daun rata dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 – 10,15 cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang tanaman secara selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun (sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk). Daun kayu putih mengandung cairan yang disebut  cineol (sineol) (dimana apabila daun diremas, cairan ini akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas). Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen lain, seperti: terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene.
2. Proses penyulingan minyak kayu putih adalah sebagai berikut :
1)      Masukan bahan baku kedalam bak secara penuh.
2)      Tutup bak dengan rapat.
3)      Uapi bahan dengan boiler.
4)      Masukan bahan kedalam bak daun selama 4 jam.
5)      Setelah terbentuk uap air dan uap minyak, segera masukan ke dalam condensor.
6)      Lalu akan terbentuklah cairan minyak dan air.
7)      Kemudian masukkan ke dalam sparator, air dan minyak secara otomatis akan terpisah.
8)      Terakhir, minyak akan masuk kedalam mesin dan air akan masuk kedalam bak untuk     menjadi limbah.
3. Kandungan daun kayu putih dan kadarnya :
1)          Kandungan Kayu Putih dan kadarnya :
·         Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.
·         Komponen utama dalam minyak kayu putih adalah sineol yang mencapai 65%. Dengan adanya komponen tersebut, minyak kayu putih dapat langsung digunakan sebagai obat-obatan dan minyak wangi.
·         Tanaman lain yang juga mengandung sineol adalah eucalyptus, dengan kadar yang kebih besar yakni sekitar 85%.
4. Target dan realisasi produksi minyak kayu putih pabrik Sendangmole pada tahun
    Terakhir ini adalah  23.000 liter namun hanya dapat terealisasi sebanyak 96% atau
    22.850 liter.
5. a) Pohon kayu putih yang dipakai adalah jenis lokal.
Nama spesies : (Melaleuca leucadendron L.)
Diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio                    :Spermatophyta Subdivisio    : Angiospermae
Kelas                      : Dicotyledonae
Sub kelas                : Archichlamideae
     Ordo                       : Myrtales
Famili                     : Myrtaceae
Genus                     : Melaleuca
b) Cara penangganan limbah daun minyak kayu putih adalah :
Limbah kayu putih dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
-          Limbah padat yaitu daun kayu putih 40% digunakan untuk bahan bakar.
-          Limbah cair karena tidak menggangu lingkungan sekitar maka rencanannya akan dibuat sebagai spam (pemandian dengan uap minyak)
-          Limbah abu, limbah ini sementara tidak dipakai karena belum bisa dimanfaatkan.
6. Penggunaan listrik dalam proses penyulingan minyak kayu putih :
a) Daya listrik diambilkan dari PLN jika listrik padam maka menggunakan jenset.
b) Pemakaian listrik dalam proses peyulingan ini digunakan untuk :
   - Membuka tutup bak daun
   - Membongkar limbah dengan alat hoist
   - Memompa air di condensor.
   - Menggerakan toling tower.
   - Sebagai penerangan pabrik.
c) Kapasitas maksimum listrik di pabrik ini adalah 140.000 watt.
d) Biaya penggunaan listrik perbulan rata-rata sebesar Rp 8.000.000,00
e) Tidak ada usaha yang dilakukan untuk menekan biaya listrik karena biaya terse`but sudah standar biaya yang harus dikeluarkan sehingga tidak bisa menekan biaya tersebut.
f) Keuntungan pemakaian listrik antara lain dalam :
    1. Pengisian ketel uap
     2. Penyaluran air dingin ke dalam kondensor : memompa  air  pendingin   dari  bak  air  
       pendingin  untuk dipompa masuk ke dalam  condensor dan keluar lagi menuji  cooling
     tower.
     3. Pemakaian Cooling Tower :  mendinginkan air dari bak air yang akan dialirkan melalui
       condensor, dari suhu 1040F (400C) menjadi 920F (330C).   
    4. Pemakaian Hoist Crane : untuk memasukkan dan mengangkat keranjang daun
       dari bak daun yang akan dan telah selesai dimasak.
    5. Pemakaian Exhaust fan dan Cycloon (tidak ada di pabrik minyak kayu putih
        Sendangmole ini ).
·         Exhaust Fan Berfungsi menghisap udara panas yang telah dipakai untuk memanasi  ruang bakar dari ketel uap dan memasukkan udara segar ke dalam ruang bakar .
·         Cycloon Berfungsi memisahkan debu yang terhisap dari boiler oleh exhaust fan agar  tidak keluar ke udara bebas.
h) Hambatan jika terjadi listrik padam adalah tidak dapat melakukan proses penyulingan minyak kayu putih, karena listrik digunakan untuk menggerakkan alat-alat yang digunakan dalam proses penyulingan ini. Namun, sebagai pengganti listrik saat listrik padam adalah dengan menggunakan Jenset.
g)Peralatan pabrik menurut proses yang berlangsung :
-Pembuatan Uap :
 Boiler, Ruang bakar, Pompa feeding Water, Feed  tank.
-Penguapan Daun :
Bak daun, Keranjang daun, Hoist crane.
-Pendinginan dan Pemisahan Minyak dengan Air :
 Condensor, Pompa air condensor, Cooling  Tower.
-Pemisah : Separator.
-Penampung : Tangki penampungan minyak kayu putih.
B. Hutan Wanagama
Tabel kondisi hutan Wanagama :
No.
Jenis/spesies tumbuhan
Jenis/spesies
hewan
Lingkungan fisik/abiotik
Keterangan
1
Tanduk rusa
Ular
Tanah
Tekstur tanah gembur
2
Legum
Kerbau
Udara

3
Gamal
Kupu-kupu
Air
Air jernih dan tercukupi
4
Flamboyan
Laba-laba
Kelembaban
Kelembaban cukup tinggi.
5
Jati
Semut
Suhu

6
Mahoni
Burung


7
Duwet
Landak


8
Akasia
Perkutu jawa


9
Mlanding
Dederuk  jawa


10
Paku suplir
Gagak hutan


11
Jamur tudung
Kekep babi


12
Dandelion
Kutilang


13
Rumput gajah
Tekukur


14
Sembukan
Ayam hutan hijau


15
Kerinyu
Elang ular bido


16
Pohon kelapa
Ulat


17
Eboni
Cacing


18
Gamal
Rusa


 
1. Vegetasi yang paling dominan di hutan wanagama ini adalah cendana,  jati, eboni,  
    flamboyan dan Legum.
2. Jenis tumbuhan yang bukan merupakan tumbuhan asli di lingkungan hutan Wanagama ini
    antara lain :
-          Cendana (Santalum album) dari NTT.
-          Eboni (Diospyros celebica) dari Sulawesi.
-          Maranti dari  Kalimantan.
-          Matoa dari Papua
3. Jenis fauna yang paling dominan di hutan Wanagama ini ialah burung kutilang dari 56
    spesies burung.
4. Manfaat dari berbagai species tumbuhan yang ada di hutan wanagama antara lain sebagai
    tanaman herbal, tempat penelitian, bahan sandang dan pangan, serta sebagai bahan
    bangunan.
5. Hubungan timbal balik antara komponen di ekosistem hutan wanagama seperti :
·         Hubungan timbal balik antara tumbuhan legum yang dapat menghasilkan senyawa sehingga dapat memecahkan batu  yang menyebabkan tanah di hutan wanagama menjadi subur.(simbiosis mutualisme)
·         Hubungan timbal balik antara burung dengan biji cendana. Biji cendana akan lebih mudah tumbuh jika telah melalui proses pencernaan burung. Sehingga burung dapat mendapatkan makanan sedangkan biji cendana lebih mudah berkembangbiak.(simbiosis mutualisme)
·         Hubungan timbal balik antara kupu-kupu dan bunga yang saling menguntungkan. (simbiosis mutualisme)
·         Hubungan timbal balik antara komponen abiotik dan biotik seperti udara dengan biji-bijian. Udara dapat membawa biji-bijian terbang ke tempat yang lebih subur.
·         Hubungan timbal balik antara masyarakat sekitar dengan mata air (komponen abiotik) masyarakat dapat mengambil air dari sana. (simbiosis komensalisme)
6. Pengaruh berbagai jenis tumbuhan terhadap kondisi tanah adalah dapat menyuburkan tanah dengan daun-daun dan batang yang jatuh dan membusuk serta tumbuhan dapat menyerap air sehingga mencegah terjadinnya tanah longsor dan banjir.
7. Peran Hutan Wanagama  
·         Sebagai tempat pembelajaran tentang ekosistem yang terdapat di hutan Wanagama.
·         Sebagai sarana penelitian untuk dikembangkan lebih lanjut.
·         Sebagai budidaya berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
·         Sebagai tempat wisata alam.
·         Sebagai tempat pemukiman masyarakat dan mengembangkan usaha di bidang pertanian.
8. Manfaat Hutan Wanagama
Manfaat hutan Wanagama terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sebagai :
·         Pusat Pendidikan Lingkungan
Terbuka bagi masyarakat luas, institusi pendidikan, pecinta alam, pemerhatian lingkungan, lembaga pemerintah dan perusahaan swasta baik dari dalam maupun luar negeri.
·         Taman Ilmu Pengetahuan
Terdapat narasumber berkompeten dari UGM, Pecinta alam, serta sumber alam untuk bahan penelitian, pelatihan dan pengetahuan tentang tanaman, hutan, tanah, batuan, bumi dan kemasyarakatan, tempat praktek dialam terbuka, museum kayu, perpustakaan, ruang seminar, tempat bermain, dan belajar bagi anak-anak.
·         Hutan Konvensi
Tersedia materi dan sarana untuk kegiatan penelitian, pendidikan, pelatihan, seminar, workshop, rapat kerja dan reuni.
·         Wisata Alam
Terdapat nuansa alam dan sumber air yang indah, fasilitas berkemah, jogging, bersepeda, penginapan, joglo, aula, ruang serba guna, kantin, dan areal parkir.
Manfaat hutan wanagama dalam kesejahteraan masyarakat sekitar:
·         Sebagai tempat pemukiman masyarakat.
·         Sebagai tempat pengembangan usaha di bidang pertanian.
Manfaat hutan wanagama dalam pemanasan global:
·         Mengurangi efek dari pemanasan global karena terdapat banyak pohon.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Dari studi lingkungan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa Hutan wanagama mempunyai banyak manfaat untuk masyarakat sekitar dan makhluk hidup yang ada di dalamnnya. Disana terdapat berbagai jenis flora dan fauna. Tumbuhan yang cukup dominan yang tumbuh di hutan Wanagama ini ialah pohon kayu putih yang dapat diolah menjadi minyak yang disebut minyak kayu putih setelah melalui proses penyulingan.  Penyulingan minyak kayu putih di Sendangmole, Wonosari, Gunung  Kidul merupakan salah satu pemanfaatan tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar Gunung Kidul. Selain daunnya yang bisa dibuat minyak kayu putih yang bermanfaat dengan cara penyulingan, sebagian dari limbahnya juga dapat dimanfaatkan seperti limbah padat yang sebagian  dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga limbah cair yang dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Saran :
1. Sebagai warga negara yang baik kita harus merawat dan melestarikan tumbuhan yang 
    ada di sekitar kita.
2. Kita juga dapat memanfaatkan tumbuhan yang ada dengan baik dengan cara
    mengelolannya menjadi produk yang bermanfaat sehingga dapat menghasilkan
    keuntungan.
3. Selain tumbuhan, hewan juga perlu dilestarikan agar tidak punah dan jaganlah memburu
   hewan yang langka agar populasinya tetap terjaga.
4. Kita juga harus bisa memanfaatkan hutan dengan baik misalnya kita gunakan sebagai
    sarana penelitian dan pembelajaran.

Sumber :

3 komentar: